2. Teguh Dalam Medan Jihad :
“Wahai orang yang
beriman, jika memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu” (Al-Anfal
: 45)
beriman, jika memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu” (Al-Anfal
: 45)
Termasuk
dosa besar dalam agama kita adalah lari dari medan pertempuran. Adalah Rasullah
Shallallahu'alaihi wasallam saat memikul tanah di punggungnya ketika menggali
parit (pada peristiwa perang Khandak) berulang-berulang bersama kaum mu’minin
mengucapkan : “Dan teguhkanlah kaki kami jika kami bertemu (dengan
musuh)"
Riwayat Bukhori
dalam Kitab “Al-Ghazawat”, Bab “Ghazwah Khandak”, lihat Fathul Bari
7/399]
dosa besar dalam agama kita adalah lari dari medan pertempuran. Adalah Rasullah
Shallallahu'alaihi wasallam saat memikul tanah di punggungnya ketika menggali
parit (pada peristiwa perang Khandak) berulang-berulang bersama kaum mu’minin
mengucapkan : “Dan teguhkanlah kaki kami jika kami bertemu (dengan
musuh)"
Riwayat Bukhori
dalam Kitab “Al-Ghazawat”, Bab “Ghazwah Khandak”, lihat Fathul Bari
7/399]
3. Teguh Terhadap Prinsip Hidup
“Diantara
orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah; maka diantara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka
ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merobah janjinya”
(Al-Ahzab-23)
orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah; maka diantara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka
ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merobah janjinya”
(Al-Ahzab-23)
Prinsip hidup mereka
lebih mahal dari nyawa mereka, keteguhan yang pantang menyerah
lebih mahal dari nyawa mereka, keteguhan yang pantang menyerah
4. Teguh Saat Menghadapi Kematian.
Orang-orang kafir dan ahli maksiat
tidak akan mendapatkan keteguhan pada saat yang paling kritis, sehingga mereka
tidak dapat mengucapkan kalimat syahadat saat kematiannya, hal tersebut pertanda
Suu’ul khotimah (akhir kehidupan yang buruk), sebagaimana ada kisah bahwa
seseorang yang sedang menghadapi sakratul maut dikatakan kepadanya : Bacalah Laa
ilaaha illallah, akan tetapi kepalanya digelengkan kekiri dan kekanan sebagai
tanda penolakan darinya.
tidak akan mendapatkan keteguhan pada saat yang paling kritis, sehingga mereka
tidak dapat mengucapkan kalimat syahadat saat kematiannya, hal tersebut pertanda
Suu’ul khotimah (akhir kehidupan yang buruk), sebagaimana ada kisah bahwa
seseorang yang sedang menghadapi sakratul maut dikatakan kepadanya : Bacalah Laa
ilaaha illallah, akan tetapi kepalanya digelengkan kekiri dan kekanan sebagai
tanda penolakan darinya.
Ada juga yang lain saat sakratul
maut berucap: ”Ini potongannya bagus, yang ini harganya murah“, ada juga yang
menyebut-nyebut bidak-bidak catur, atau ada juga yang melantunkan bait-bait
lagu atau menyebut-nyebut kekasihnya.
maut berucap: ”Ini potongannya bagus, yang ini harganya murah“, ada juga yang
menyebut-nyebut bidak-bidak catur, atau ada juga yang melantunkan bait-bait
lagu atau menyebut-nyebut kekasihnya.
Hal tersebut terjadi karena semua
itulah yang menyita perhatiannya semasa hidupnya. Bahkan dikisahkan bahwa
diantara mereka ada yang bermuka hitam dan berbau busuk dan membelakangi kiblat
saat ruh mereka keluar. La haula wala quwwata illah billah.
itulah yang menyita perhatiannya semasa hidupnya. Bahkan dikisahkan bahwa
diantara mereka ada yang bermuka hitam dan berbau busuk dan membelakangi kiblat
saat ruh mereka keluar. La haula wala quwwata illah billah.
Adapun
orang baik dan pengikut sunnah, maka Allah akan memberikan keteguhan pada mereka
saat-saat kematiannya sehingga mereka dapat mengucapkan syahadatain. Dan wajah
mereka tampak berseri-seri serta berbau harum dan menampakkan kegembiraan saat
ruhnya keluar.
orang baik dan pengikut sunnah, maka Allah akan memberikan keteguhan pada mereka
saat-saat kematiannya sehingga mereka dapat mengucapkan syahadatain. Dan wajah
mereka tampak berseri-seri serta berbau harum dan menampakkan kegembiraan saat
ruhnya keluar.
Terdapat sebuah contoh bagi orang
yang Allah berikan keteguhan saat menghadapi kematiannya. Dia adalah Abu Zur’ah
Arrozi, salah seorang pemimpin dari ulama hadits. Berikut uraian ceritanya:
yang Allah berikan keteguhan saat menghadapi kematiannya. Dia adalah Abu Zur’ah
Arrozi, salah seorang pemimpin dari ulama hadits. Berikut uraian ceritanya:
Berkata Abu Ja’far Muhammad bin
Ali, pencatat Abu Zur’ah : “Kami mendatangi Abu Zur’ah di Ma’ Syahran (sebuah
nama tempat) saat dia menghadapi sakratul maut, sementara disisinya terdapat Abu
Hatim, Ibnu Warih dan Munzir bin Syazan serta yang lainnya. Lalu mereka
menyebut-nyebut hadits tentang talqin :
Ali, pencatat Abu Zur’ah : “Kami mendatangi Abu Zur’ah di Ma’ Syahran (sebuah
nama tempat) saat dia menghadapi sakratul maut, sementara disisinya terdapat Abu
Hatim, Ibnu Warih dan Munzir bin Syazan serta yang lainnya. Lalu mereka
menyebut-nyebut hadits tentang talqin :
“Talqinlah (tuntunlan) orang yang
sedang menghadapi kematiannya dengan bacaan Laa ilaaha illallah “
sedang menghadapi kematiannya dengan bacaan Laa ilaaha illallah “
Akan tetapi mereka agak sungkan
untuk mentalqinkan Abu Zur’ah. Akhirnya mereka sepakat untuk meriwayatkan hadits
tersebut. Maka berkatalah Ibnu Warih: “ telah meriwayatkan kepada kami Abu
‘Ashim, dari Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalih…. dan tatkala menyebut Ibnu
Abi….., dia tidak dapat meneruskannya-, maka berkatalah Abu Hatim: “telah
meriwayatkan kepada kami Bundaar dari Abu ‘Ashim dari Abdul Hamid bin Ja’far
dari Shalih, kemudian dia tidak dapat meneruskannya juga, sementara yang lainnya
terdiam saja, maka berkatalah Abu Zur’ah yang sedang dalam sakaratul maut seraya
membuka matanya, : Telah meriwayatkan kepada kami Bundaar, dari Abu ‘Ashim, dari
Abdul Hamid, dari Shalih Ibnu Abi Uraib dari Katsir bin Murroh dari Mu’az bin
Jabal dia berkata : Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda : “Siapa
yang akhir perkataannya La ilaaha illallah, maka dia akan masuk syurga” setelah
itu ruhnya keluar dari dirinya. Semoga Allah merahmatinya.
untuk mentalqinkan Abu Zur’ah. Akhirnya mereka sepakat untuk meriwayatkan hadits
tersebut. Maka berkatalah Ibnu Warih: “ telah meriwayatkan kepada kami Abu
‘Ashim, dari Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalih…. dan tatkala menyebut Ibnu
Abi….., dia tidak dapat meneruskannya-, maka berkatalah Abu Hatim: “telah
meriwayatkan kepada kami Bundaar dari Abu ‘Ashim dari Abdul Hamid bin Ja’far
dari Shalih, kemudian dia tidak dapat meneruskannya juga, sementara yang lainnya
terdiam saja, maka berkatalah Abu Zur’ah yang sedang dalam sakaratul maut seraya
membuka matanya, : Telah meriwayatkan kepada kami Bundaar, dari Abu ‘Ashim, dari
Abdul Hamid, dari Shalih Ibnu Abi Uraib dari Katsir bin Murroh dari Mu’az bin
Jabal dia berkata : Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda : “Siapa
yang akhir perkataannya La ilaaha illallah, maka dia akan masuk syurga” setelah
itu ruhnya keluar dari dirinya. Semoga Allah merahmatinya.
Terhadap orang seperti merekalah
Allah ta’ala berfirman :
Allah ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: “Rabb kami adalah Allah“ kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) :
“Jangannlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah
kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu“ (Fushshilat :
30)
mengatakan: “Rabb kami adalah Allah“ kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) :
“Jangannlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah
kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu“ (Fushshilat :
30)
Ya Allah
jadikan kami termasuk diantara mereka, kami mohon kepada-Mu keteguhan dalam
setiap urusan dan tekad untuk mendapatkan petunjuk.
Posting By.Admin : ABu Iram
jadikan kami termasuk diantara mereka, kami mohon kepada-Mu keteguhan dalam
setiap urusan dan tekad untuk mendapatkan petunjuk.
Posting By.Admin : ABu Iram
0 komentar:
Posting Komentar
Anda Perlu Informasi? Atau Anda Ingin Berkomentar? Silahkan Tulis Disini. Komentar yang dimuat hanya yang memenuhi syarat: bukan perdebatan, bukan gunjingan, kalimat yang sopan, dan bermanfaat bagi umat... Dan Maaf Kami Tidak Melayani Perdebatan.