Tentang Kami

Pengikut

Kamis, 12 Mei 2011

Teguh Saat menghadapi ujian

Goyahnya pendirian yang sering
menimpa hati. Diantara sebabnya adalah karena mendapatkan ujian, hati yang
menghadapi cobaan kesenangan atau kesulitan akan mudah goyah kecuali orang-orang
yang memiliki bashirah yang telah menyiram hatinya dengan keimanan.
Diantara ujian-ujian tersebut
adalah:
Fitnah Harta:
“Dan diantara mereka ada orang
yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian
karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami
termasuk orang-orang yang saleh l Maka setelah Allah memberikan kepada mereka
sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan
mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran) “ (At-Taubah :
75-76)  


Fitnah Kedudukan.          
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama
dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap
keridhaann-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena)
mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini, dan janganlah kamu mengikuti orang
yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa
nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”  (Al-Kahfi : 28)
Dan tentang kedua fitnah yang
telah disebutkan di muka, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam Bersabda:
“Dua srigala kelaparan yang
dilepas ditengah domba tidak lebih membahayakan dari orang yang mengejar-ngejar
harta dan kemuliaan atas agamanya“ [Riwayat Imam Ahmad dalam Musnad 3/460, dan
terdapat dalam Shahih Al-Jami’ 5496]
Maksudnya adalah bahwa orang yang
rakus mengejar harta dan kedudukan lebih besar bahayanya terhadap agamanya
ketimbang (bahaya) dua ekor serigala kelaparan yang dilepas di hadapan domba.  
Fitnah Istri:
“Sesungguhnya diantara
istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka “ (At-Taghabun ; 14)
Fitnah Anak :
Rasulullah Shallallahu'alaihi
wasallam bersabda :
“Anak merupakan (sebab yang
mendatangkan) ketakutan, kebakhilan dan kesedihan”
[Riwayat Abu Ya’la 2/305, dan
terdapat riwayat-riwayat lain yang serupa, terdapat dalam Shahih Al-Jami’
7037]
Fitnah Intimadasi, Tekanan dan
Kezholiman.
Contoh yang paling bagus untuk hal
ini adalah sebagaimana yang terdapat dalam Firman Allah Ta’ala:
“Binasalah dan terlaknatlah
orang-orang yang membuat parit yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar ketika
mereka duduk di sekitarnya Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat
terhadap orang-orang yang beriman Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu’min
itu melainkan karena orang-orann mu’min itu beriman kepada Allah yang Maha
Perkasa lagi Maha Terpuji Yang mempunyai  kerajaan langit dan bumi, dan Allah
Maha menyaksikan segala sesuatu”  (Al-Buruj : 4-9)
Imam Bukhori meriwayatkan dari
Khabbab Radhiallahu'anhu, dia berkata : “Kami mengadu kepada Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam saat dia sedang bersandar dengan burdahnya disisi
Ka’bah, maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda : “Orang-orang
sebelum kalian ada yang dibawa dan dibuatkan galian untuknya kemudian dikuburkan
didalamnya, ada juga yang dibawakan gergaji kemudian diletakkan diatas kepalanya
hingga  dirinya terbelah dua, ada juga yang disisir dengan sisir besi hingga
daging dan tulangnya, semua itu tidak menghalangi mereka dari agama mereka “
[Riwayat Bukhori, Lihat Fathul Bari 12/215]
Fitnah Dajjal.
Ini merupakan fitnah terbesar
dalam kehidupan:
“Wahai manusia, tidak ada fitnah
yang lebih besar diatas muka bumi ini sejak diciptakannya Adam selain dari
fitnah Dajjal……Wahai hamba Allah, wahai manusia : Teguhkanlah diri kalian,
sungguh aku akan menyebutkan ciri-cirinya dan belum ada seorang Nabipun yang
menyebutkan ciri-cirinya “ [Riwayat Ibnu Majah 2/1359, lihat Shahih Al-Jami’
7752]
Berkaitan dengan fase keteguhan
hati dan penyimpangannya dihadapan fitnah ini, Rasulullah Shallallahu'alaihi
wasallam bersabda :

Fitnah itu mempengaruhi hati
sebagaimana tikar (memberikan bekas kepada orang yang tidur) selembar demi
selembar, hati yang menerima (fitnah) akan diberikan titik hitam, sedangkan hati
yang menolaknya akan diberi titik putih, hingga terdapat dua hati, yang satu
putih bersih tidak akan terpengaruh fitnah selamanya, sedangkan yang lainnya
hitam pekat, bagaikan wajan yang terbalik, tidak mengetahui yang ma’ruf dan
mecegah yang munkar kecuali apa yang diperturutkan hawa nafsunya “ [Riwayat Ibnu
Majah 2/1359, lihat Shahih Jami’ 7752]


Posting By Admin : Abu Iram 



0 komentar:

Posting Komentar

Anda Perlu Informasi? Atau Anda Ingin Berkomentar? Silahkan Tulis Disini. Komentar yang dimuat hanya yang memenuhi syarat: bukan perdebatan, bukan gunjingan, kalimat yang sopan, dan bermanfaat bagi umat... Dan Maaf Kami Tidak Melayani Perdebatan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger